Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut

 

 KESEHATAN GIGI DAN MULUT

 

Kesehatan mulut merupakan komponen integral dari kesehatan umum. Hal ini juga menjadi jelas bahwa faktor-faktor penyebab dan risiko penyakit mulut sering sama dengan yang terlibat dalam penyakit umum. Kesehatan secara keseluruhan, kesejahteraan, pendidikan dan pengembangan anak, keluarga dan masyarakat dapat dipengaruhi oleh kesehatan mulut. Meskipun ada peningkatan yang cukup besar dalam kesehatan mulut anak-anak dalam beberapa dekade terakhir, tetapi angka karies gigi (kerusakan gigi) masih tetap salah satu masalah kesehatan mulut yang paling sering terjadi pada anak di seluruh dunia. Sebuah populasi yang cukup besar dari anak-anak di negara berkembang sedang dipengaruhi oleh kerusakan gigi dan sebagian besar waktu perawatan yang tepat untuk mereka diberi prioritas terakhir karena keterbatasan akses pelayanan kesehatan. Kurangnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan tidak hanya menghasilkan gangguan penyakit tetapi juga meningkatkan biaya pengobatan dan perawatan. Sampai sekarang tidak ada satu negara pun yang mengatakan memiliki anak bebas karies. Miskin kesehatan mulut pada anak sering berlanjut sampai dewasa, mempengaruhi ekonomi produktivitas dan kualitas hidup.

Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang penting dalam kehidupan setiap individu termasuk pada anak, karena gigi dan gusi yang rusak dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan pengunyahan dan dapat mengganggu kesehatan tubuh lainnya. Anak merupakan kelompok umur yang rentan terhadap penyakit. Anak yang memiliki masalah kesehatan gigi dan mulutnya dapat terganggu kualitas hidupnya, padahal anak merupakan aset bangsa untuk pembangunan dimasa yang akan datang (Kantohe dkk, 2016). Hasil survey Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 25,9% penduduk Indonesia mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut. Masalah kesehatan pada anak usia 5-9 tahun mencapai 28,9% selama tahun 2013 (Depkes, 2013).

Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui promosi kesehatan. Dilihat dari segi usia rentannya anak yang terkena penyakit, maka penyuluhan terutama ditujukan pada golongan rawan terhadap gangguan kesehatan gigi dan mulut yaitu anak usia sekolah dasar. Salah satu bentuk usaha untuk meminimalisasi angka kesakitan yang ada adalah dengan tindakan preventif melalui kegiatan promosi kesehatan. Penyuluhan adalah contoh usaha mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut, karena kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan (Nurhidayat dkk, 2012). Promosi kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu proses pemberian informasi yang timbul atas dasar kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk menghasilkan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan meningkatkan taraf hidup. Dalam promosi kesehatan gigi dan mulut individu memperoleh pengalaman atau informasi melalui berbagai media promosi kesehatan gigi dan mulut. Media merupakan salah satu yang perlu diperhatikan dalam melakukan promosi kesehatan (Papilaya, 2016). Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar umur 6-12 tahun sangat penting karena pada usia tersebut adalah kritis baik bagi pertumbuhan gigi geliginya juga bagi perkembangan jiwanya (Purwati dan Susilarti, 2016).

Pengetahuan yang ada pada seseorang didalam proses pendidikan akan memperoleh pengetahuan melalui berbagai macam media. Namun setiap media memiliki intensitas yang bervariasi pada permasalahan seseorang. Mata adalah indera yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak, karena 75%-85% dari pengetahuan manusia diperoleh melalui indra pandang, 13% melalui indra dengar dan 12% lainnya tersalur melalui indra yang lain (Arsyad, 2013).

1.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut

Kebersihan gigi dan mulut dipengaruhi oleh faktor menyikat gigi dan jenis makanan

a.       Menyikat gigi

Mulut sebenarnya sudah memiliki sistem pembersihan sendiri (self cleansing) yaitu air ludah, tetapi dengan makanan yang modern seperti sekarang, pembersihan alami ini tidak lagi dapat berfungsi dengan baik, oleh karena itu untuk menjaga agar gigi dan mulut tetap dalam keadaan bersih diperlukan bantuan sikat gigi dan bahan–bahan lainnya.

Cara yang paling mudah dilakukan untuk menghindari masalah kesehatan gigi dan mulut adalah denganmenjaga kebersihan gigi dan mulut yang lazimnya dilakukan adalah dengan menyikat gigi. perilaku menyikat gigi yang baik dan benar dilakukan secara tekun, teliti, dan teratur. Tekun artinya sikat gigi dilakukan dengan giat dan sungguh–sungguh, teliti artinya sikat gigi dilakukan pada seluruh permukaan gigi dan teratur artinya dilakukan minimal dua kali sehari. Waktu yang tepat untuk menyikat gigi adalah setiap selesai sarapan dan sebelum tidur malam. 

b.      Jenis makanan

Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan berpengaruh dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut , diantaranya:

 1). Makanan yang bersifat membersihkan gigi, yaitu makanan yang berserat dan berair seperti sayur–sayuran dan buah–buahan.

2). Sebaliknya makanan yang dapat merusak gigi yaitu makan yang manis dan mudah melekat (kariogenik) pada gigi seperti coklat , permen, biskuit, dan lain lain.

2. Cara memelihara kebersihan gigi dan mulut

cara memelihara kebersihan gigi dan mulut dengan kontrol plak dan scaling.

a.       Kontrol plak

Kontrol plak dengan menyikat gigi sangat penting. Menjaga kebersihan rongga mulut harus dimulai pada pagi hari setelah sarapan dan dilanjutkan dengan menjaga kebersihan rongga mulut yang dilakukan pada malam hari sebelum tidur. Jika diperlukan pengontrolan plak lebih lanjut dapat menggunakan benang gigi (dental floss).

b. Scaling dan root planning

scaling adalah suatu proses membuang plak dan calculus dari permukaan gigi, baik supragingival calculus maupun subgingival calculus. Root planning adalah proses membuang sisa – sisa calculus yang terpendam dan jaringan nekrotik pada sementum untuk menghasilkan permukaan akar gigi yang licin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan PKL UKBM

AYO KE BIMA

Peningkatan Jaminan Pembiayaan Kesehatan